Kita sering membicarakan KEHIDUPAN (LIFE) seolah-olah kehidupan dimulai dan berakhir pada diri kita sendiri, terbatas pada apa yang bisa dilihat, diukur, atau disentuh. Padahal, kehidupan jarang sekali menampakkan dirinya dengan cara yang sederhana. Ia menolak penyederhanaan.

 

Kehidupan hadir dalam beragam bentuk. Ia bisa bergerak secara diam-diam —melalui ingatan, pengulangan, atau ritual-ritual yang diwariskan. Ia bisa menjelma dalam  beban kesedihan, atau dalam kerja keras yang tak kasat mata untuk bertahan hidup. Terkadang, kehidupan tidak hanya ditopang oleh yang hidup, tetapi juga oleh apa yang telah mati.

 

Edisi perdana FOTO Bali Festival ini mengundang para praktisi berbasis lensa —fotografer, seniman, dan pencerita - untuk menanggapi tema KEHIDUPAN (LIFE) dengan karya yang dapat menginterpretasikan tema tersebut secara visual dan emosional. Karya yang dikirimkan dapat berupa rangkaian foto, buku foto, instalasi multimedia, atau proyek gambar bergerak (video) yang merefleksikan, menantang, atau membingkai ulang pemahaman kita tentang apa artinya hidup.

Festival ini menawarkan ruang bagi karya yang mendengarkan —gambar yang memuat ketegangan, merangkul ambiguitas, atau menyoroti hal-hal yang terus bertahan secara diam-diam. Kami tertarik pada praktik fotografi yang mengungkap apa yang sering luput dari bingkai: sejarah yang tertanam dalam suatu ruang, tindakan saling merawat, dan kisah-kisah yang ada dalam keseharian.

 

Fotografi dapat memberikan bentuk pada hal-hal yang sulit diungkapkan dengan bahasa. Melalui cahaya, susunan foto (sequence), dan komposisi, fotografi menangkap kehadiran dan ingatan —hal-hal yang luput dari jangkauan, tetapi tetap penting. Tindakan memotret itu sendiri dapat menjadi suatu bentuk kesaksian; cara untuk menegaskan bahwa sesuatu pernah penting, dan masih penting hingga kini.

 

Ini adalah undangan untuk mendekati fotografi tidak hanya sebagai sebuah rekaman, tetapi juga sebagai bentuk perhatian. Kami mencari praktik yang mencermati apa yang tersisa di pinggiran: yang sunyi, yang belum terselesaikan, kisah-kisah tak terlihat yang hidup bersama kita.